Kedua ahli waris sababiyah. Menurut KHI pasal 171 huruf C ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah dan hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan. Dilihat dari segi bagian, maka yang diterima ahli waris dapat dibedakan kepada: a.
Q Menghitung warisan harus memahami apa yang disebut dengan furudhul muqadarah, yang artinya adalahanswer choices. a. hak-hak waris para pewaris. b. ketentuan pembagian harta warisan. c. peralihan benda waris pada ahli waris. d. bagian-bagian tertentu dari waris. e. ketentuan sebelum harta diwaris.
demikian yang dimaksud ahli waris adalah mereka yang jelas-jelas mempunyai hak waris ketika pewarisnya meninggal dunia, tidak ada halangan untuk mewarisi (tidak ada mawani’ al-irts).2 Jika diperhatikan ayat-ayat Al-Qur‟an yang menetapkan hukum kewarisan, terlihat bahwa untuk harta warisan Allah
Namunbagian hak warisnya ini bisa berkurang, apabila SI MATI masih memiliki: a. Bapak atau ibu. b. Kakek atau nenek. c. Suami/istri. d. Anak yang lain. e. Cucu dari anak yang lain. Dan selama ada anak laki-laki, maka ahli waris yang selain disebutkan di atas tidak memiliki hak waris sama sekali. Misalnya: saudara si mati, baik laki-laki maupun
J Admin Hukum Islam. Ahli Waris dalam Hukum Islam —Waris merupakan salah satu bentuk peralihan harta yang ditinggalkan seseorang yang meninggal kepada ahli warisnya. Dalam hal kewarisan, tentu tidak lepas dengan yang namanya ahli waris, yakni orang yang menerima harta waris. Bagaimana Hukum Islam mengatur mengenai Ahli
8 Saudara perempuan seibu. 9. Istri. 10. Wanita yang memerdekakan si pewaris. (Keterangan no.1 - 8 berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya lima orang yaitu, Istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan kandung).
Kelompokpenerima warisan, ada yang digolongkan ke dalam dzawil furudh, ada juga yang dari ashabah, menurut bahasa ashabah berarti. a. terhalang b. bertambah c. harta yang rusak d. kelebihan harta e. sisa harta. 33. Dekat tidaknya ahli waris, menentukan hak waris yang diperoleh. Berikut ini ahli waris yang tidak pernah hilang hak
uQ6F57. RumahCom – Selama ini, Anda tentu mengenal adanya Hukum waris, yaitu suatu cara penyelesaian perhubungan hukum dalam masyarakat, yang melahirkan sedikit banyak kesulitan sebagai akibat dari meninggalnya seseorang. Berkaitan dengan peristiwa waris, apabila syarat-syarat waris tidak terpenuhi, maka tidak ada pembagian harta waris. Namun, meskipun syarat-syarat waris terpenuhi, tidak berarti harta waris dapat langsung dibagikan. Sebagai contoh, keberadaan ahli waris yang masih hidup merupakan salah satu syarat untuk mewarisi harta, Jika syarat hidupnya ahli waris tidak terpenuhi, maka pembagian harta waris juga tetap tidak bisa dilakukan. Dengan demikian, selain rukun waris, untuk dapat terjadinya pembagian harta waris, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Jadi, sebelum membagi harta warisan, terdapat beberapa hal yang perlu diselesaikan terlebih dahulu oleh ahli waris. Hal pertama yang perlu dilakukan saat membagi harta warisan adalah menentukan harta warisan itu sendiri, yakni harta pribadi dari orang yang meninggal, bukan harta orang lain. Setelah jelas harta warisannya, para ahli waris harus menyelesaikan beberapa kewajiban yang mengikat muwaris. Kewajiban yang Harus Dipenuhi Ahli Waris Sebelum Harta Warisan DibagikanDasar Hukum Aturan Pembagian WarisanSyarat dan Ketentuan Pembagian WarisanAturan Jika Ahli Waris Meninggal Sebelum Warisan Dibagikan Kewajiban yang Harus Dipenuhi Ahli Waris Sebelum Harta Warisan Dibagikan Belum tentu setiap harta yang tertinggal telah terbebas dari hak-hak orang lain dan hak pewaris. Foto Pexels – Camila Bou Setiap harta yang ditinggalkan oleh pemiliknya atau pewaris bisa menjadi milik ahli waris. Meski begitu, harta yang ditinggalkan tidak bisa langsung dibagikan begitu saja. Itu karena belum tentu setiap harta yang tertinggal telah terbebas dari hak-hak orang lain dan hak pewaris. Ada beberapa kewajiban yang perlu dilakukan oleh ahli waris sebelum harta warisan dibagikan 1. Menyelesaikan Urusan Jenazah Apabila pewaris telah meninggal dunia, maka harta warisan yang ditinggalkan harus dikeluarkan untuk pengurusan jenazah pewaris. Mulai dari pengurusan biaya sakit, memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga dikubur. Seluruh biaya tersebut diambil dari harta warisan yang ada. 2. Melunasi Utang Kewajiban melunasi utang dilakukan oleh orang yang berhutang. Orang lain tidak mempunyai kewajiban untuk melunasi utang si pewaris. Karenanya, keluarga memiliki kewajiban sebatas untuk melaksanakan pembayaran utang saja. Biayanya bisa diperoleh dari harta warisan yang ditinggalkan pewaris. Apabila hartanya kurang, keluarga tidak berkewajiban melunasi utangnya karena keluarga hanya mempunyai kewajiban moral semata. 3. Wasiat Pewaris Wasiat adalah pernyataan untuk melaksanakan sesuai keinginan pewaris setelah ia wafat. Jika pewaris memiliki wasiat atau pernah bernadzar semasa hidupnya, maka ahli waris wajib untuk memenuhi wasiat tersebut. Dalam agama Islam, besaran wasiat yang diperbolehkan adalah maksimal sepertiga dari harta yang ditinggalkan. Tiga kewajiban tersebut wajib dilakukan secara berurutan. Ahli waris tidak boleh membagikan harta warisan sebelum ketiga kewajiban ini selesai dilakukan. Itulah kewajiban-kewajiban ahli waris yang harus dipenuhi sebelum harta warisan dibagikan. Sama halnya saat membeli rumah ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembeli. Jika Anda sedang berencana membeli rumah kawasan Cilegon bisa menjadi referensi Anda. Cek di sini pilihannya! Dasar Hukum Aturan Pembagian Warisan Pada Pasal 174 KHI diatur mengenai kelompok-kelompok ahli waris. Foto Pexels – Sora Shimazaki Dalam hukum Islam, ahli waris ditentukan oleh dua hal. Yakni, terdapat hubungan pertalian darah dan terdapat hubungan pernikahan. Pada Pasal 174 KHI diatur mengenai kelompok-kelompok ahli waris. Mereka terdiri dari yang berdasarkan hubungan darah, golongan laki-laki terdiri dari ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, dan kakek. Sementara golongan perempuan yakni ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan nenek. Kemudian, menurut hubungan perkawinan, terdiri dari duda atau janda. Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapatkan warisan hanya anak, ayah, ibu, janda atau duda. Janda atau duda memiliki arti cerai mati. Sementara berdasarkan hukum Perdata, ada dua golongan yang disebut sebagai ahli waris, yakni Mereka yang ditunjuk oleh pewaris atau diberikan yang mempunyai hubungan darah dengan pewaris dan terikat perkawinan. Dalam kelompok yang mempunyai hubungan darah, pada KUHPerdata dibagi ke dalam empat golongan Golongan I Suami/isteri yang hidup terlama dan anak II Orang tua dan saudara III Keluarga dalam garis lurus ke atas sesudah bapak dan ibu IV Paman dan bibi pewaris, baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu, keturunan paman dan bibi sampai derajat keenam, saudara dari kakek dan nenek beserta keturunannya sampai derajat keenam. Syarat dan Ketentuan Pembagian Warisan Cara pelaksanaan pembagian warisannya adalah dengan cara menentukan dan mengidentifikasi ahli waris yang ada. Foto Pexels – Kampus Production Tata cara pembagian warisan menurut Surat Al-Quran An-Nisa adalah nisbahnya meliputi setengah 1/2, seperempat 1/4 , seperdelapan 1/8, dua pertiga 2/3, sepertiga 1/3 dan seperenam 1/6. Berikut penjelasannya! 1. Setengah 1/2 Ashhabul furudh mendapat setengah 1/2 adalah sekelompok laki-laki dan empat perempuan. Ini termasuk suami, anak perempuan, keponakan laki-laki, saudara kandung, dan saudara perempuan dari pihak ayah. 2. Seperempat 1/4 Para ahli waris berhak atas seperempat harta peninggalan seorang ahli waris yang hanya mempunyai dua suami istri. 3. Seperdelapan 1/8 Pewaris seperdelapan harta warisan adalah istrinya. Seorang istri mewarisi harta suaminya, baik dia memiliki anak atau cucu dari rahimnya atau dari rahim istri lain. 4. Dua pertiga 2/3 Ahli waris dari dua pertiga harta adalah empat orang wanita. Ahli waris ini termasuk anak perempuan kandung, keponakan laki-laki, saudara perempuan kandung dan saudara perempuan kandung. 5. Sepertiga 1/3 Hanya dua ahli waris dari sepertiga harta warisan adalah ibu dan dua saudara kandung dari ibu yang sama. 6. Seperenam 1/6 Ada 7 ahli waris yang berhak atas seperenam harta warisan sebagai ayah, kakek, ibu, cucu, anak laki-laki, saudara perempuan kandung dari ayah, nenek, saudara laki-laki dan ibu. kakak perempuan. Cara pelaksanaan pembagian warisannya adalah dengan cara menentukan dan mengidentifikasi ahli waris yang ada. Kemudian menentukan di antara mereka yang termasuk Ahli warisnya yang meninggal;Ahli waris yang terhalang karena sebab-sebab tertentu, seperti membunuh, perbedaan agama, dan menjadiAhli waris yang terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan yang meninggal;Ahli waris yang berhak mendapatkan Tips pertama yang perlu dilakukan saat membagi harta warisan adalah menentukan harta warisan itu sendiri, yakni harta pribadi dari orang yang meninggal, bukan harta orang lain. Aturan Jika Ahli Waris Meninggal Sebelum Warisan Dibagikan Bila ada di antara ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan. Foto Pexels – Kampus Production Dalam Hukum Perdata, orang yang berhak mendapatkan harta warisan atau yang berhak menjadi ahli waris dan memiliki kepentingan langsung terhadap harta warisan tersebut adalah para keluarga sedarah, baik yang sah maupun luar kawin, dan suami/istri pewaris yang sah yang masih hidup. Sebagai salah satu ahli waris, Anda dapat meminta pembagian warisan karena Anda sebagai ahli waris tidak diharuskan menerima berlangsungnya harta peninggalan dalam keadaan tidak terbagi. Anda mempunyai hak untuk menuntut pembagian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1066 KUHPerdata. Dalam Pasal 188 Kompilasi Hukum Islam juga dijelaskan bahwa para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada ahli waris yang lain untuk melakukan pembagian harta warisan. Bila ada di antara ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan. Pada dasarnya, pembagian waris itu harus adil, meskipun tidak setiap orang mendapat bagian yang sama. Pembagian waris itu seharusnya dilakukan dengan adil, artinya pembagian waris dilakukan sesuai dengan hukum waris yang digunakan dan ujungnya adalah untuk kesejahteraan bersama. Apabila Anda merasa bahwa hak selaku ahli waris tidak terpenuhi, atau dalam hal ini adanya ketidakadilan dalam pembagian warisan kepada masing-masing ahli waris, maka Anda dapat mengajukan gugatan pembagian harta warisan ke Pengadilan Negeri ditempat tanah warisan tersebut berada, atau jika perkawinan pewaris dicatatkan di Kantor Urusan Agama, Anda dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama di tempat tanah warisan tersebut berada. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 834 KUHPerdata bahwa tiap-tiap waris berhak mengajukan gugatan guna memperjuangkan hak warisnya, terhadap segala mereka, yang baik atas dasar hak yang sama, baik tanpa dasar sesuatu hak pun menguasai seluruh atau sebagian harta peninggalan, seperti pun terhadap mereka, yang secara licik telah menghentikan penguasaannya. Ia boleh memajukan gugatan itu untuk seluruh warisan, jika ia adalah waris satu-satunya, atau hanya untuk sebagian jika ada berapa waris lainnya. Dalam Pasal 188 KHI pun dijelaskan bahwa bila ada di antara ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan. Tonton video berikut ini untuk mengetahui 8 tambahan biaya jual beli rumah yang perlu disiapkan! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah
EVALUASI BAB 8 VIII 1. Sebelum Islam datang, perempuan tidak menerima harta warisan sedikit pun dengan dalih tidak memiliki konstribusi dalam membela kehormatan keluarga. Setelah Islam datang, sebagai agama rahmatan lil alamin, memberikan waris pada perempuan, karena . . . . a. ketentuan dari Allah Swt.. b. belas kasihan kepada mereka c. mereka berhak menerimanya d. membela kehormatan mereka e. menghargai jasa besar mereka 2. Tidak semua harta peninggalan dapat dibagi kepada ahli waris. Sebelum harta diwariskan, harus dibersihkan dulu dari . . . . a. riba b. riya c. hutang d. kotoran e. ashabah 3. Menghitung warisan harus memahami apa yang disebut dengan furudhul muqadarah, yang artinya adalah . . . . a. hak-hak waris para pewaris b. ketentuan pembagian harta warisan c. peralihan benda waris pada ahli waris d. bagian-bagian tertentu dari waris e. ketentuan sebelum harta diwaris 4. Kelompok penerima warisan, ada yang digolongkan ke dalam dzawil furudh, ada juga yang dari ashabah, menurut bahasa ashabah berarti . . . . a. terhalang b. bertambah c. harta yang rusak d. kelebihan harta E. sisa harta 5. Dekat tidaknya ahli waris, menentukan hak waris yang diperoleh. Berikut ini ahli waris yang tidak pernah hilang hak warisnya adalah . . . . a. saudara laki-laki dan perempuan b. anak laki-laki dan perempuan c. cucu laki-laki dan perempuan d. paman dan bibi e. ayah dan ibu 6. Setiap ahli waris memiliki bagian yang berbeda tergantung dekat tidaknya dengan yang meninggal. Dan ahli waris yang mendapat bagian 2/3 adalah . . . . a. anak perempuan lebih dari satu b. suami apabila tidak ada anak c. cucu laki laki lebih dari satu d. saudara perempuan tunggal e. anak perempuan tunggal 7. Kedekatan nasab, sangat memberi arti tentang bagian yang diterima. Salah satu ahli berikut ini yang termasuk ashabah binnafsi adalah . . . . a. istri b. suami c. anak perempuan d. saudara laki-laki seibu e. saudara laki-laki sekandung 8. Perhatikanlan di bawah ini! Terjemahan yang tepat untuk kalimat yang di beri garis bawah adalah . . . . a. baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan b. dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabat-kerabatnya c. dari harta peninggalan keluarga dan kerabatnya d. dan bagi seorang wanita ada hak bagian pula e. bagi orang laki-laki ada hak bagian 9. Apabila kelompok ahli waris laki-laki semuanya masih ada, yang berhak mendapat bagian harta warisan adalah . . . . a. suami, anak laki-laki, anak perempuan dan cucu b. anak laki-laki, anak perempuan, istri dan bapak c. suami, anak laki-laki,dan anak perempuan d. anak laki-laki, cucu laki-laki, dan bapak e. suami, bapak, dan anak laki-laki 10. Adanya hukum waris memberikan keadilan bagi kehidupan manusia. Pernyataan di bawah ini merupakan hikmah adanya hukum waris, kecuali . . . . a. sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih bijaksana b. menjalin persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban c. menghindari perselisihan yang mungkin terjadi antar ahli waris d. menghilangkan pilih kasih dari orangtua kepada anak anaknya e. melindungi hak anak yang masih kecil atau dalam keadaan lemah II. Isilah pertanyaan-pertanyan di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar a. Memahami konsep waris akan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai posisinya b. Memahami konsep waris akan mendidik diri kita untuk berlaku adil c. Memahami konsep waris akan menumbuhkan perilaku mulia antara lain amanah, jujur, bertanggung jawab dan ikhlas d. Kemaslahatan ummat adalah unsur utama dalam menentukan gugurnya hak seseorang untuk mendapatkan harta warisan, yaitu budak, pembunuhan, perbedaan agama e. Tuan X wafat, ahli warisnya ibu, bapak , 1 anak perempuan dan 2 anak laki laki. Harta warisnya berupa sawah seluas 9600m2, maka bagian masing masing adalah ibu 1/6 x 9600 = 1600 Bapak dapat 1/6 x 9600 = 1600 Anak perempuan ½ jika tidak ada anak laki laki, jikas ada maka ½ anak laki laki III. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat! 1. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum harta warisan dibagikan? Jawab - pengurusan jenazah - wasiat , dan - hutang si mayatlah yang harus terlebih dulu di tunaikan 2. Kapan harta warisan dapat dibagi menurut an-Nis±'/4117? Jawab harta warisan dapat dibagikan stelah pengurusan jenazah , pemenuhan wasiat, dan pelunasan hutang si mayat 3. Jelaskan perbedaan antara ashabah binnafsi, bilgair, dan ma’al gair serta berikan contohnya? Jawab ashabah binafsi alah semua ahli waris laki laki kecuali suami, sasudara laki laki seibu, dan mutiq yang memerdekakan budak contoh anak laki laki, putra dari anak laki laki. Ashabah bil gair adalah ada 4 dan semuanya dari kelompok wanita dan karena hak ashabah ke 4 wanita. Contoh anak permpuan bisa menjadi ashabah bila bersama saudara laki lakinya. 4. Langkah apa saja yang harus diperhatikan sebelum menghitung pembagian waris? Jawab - biaya pengurusan jenazah - biaya melunasi hutang si mayat - biaya untuk melunasi zakat - melaksanakan wasiat 5. Indonesia memakai beberapa hukum waris? Kemukakan hukum waris menurut adat Indonesia? Jelaskan! Jawab indonesia memakai dua hukum dlam menyelesaikan pembagian harta warisan, yaitu berdsarkan hukum adat atau KUHPerdata civil low yang dapat diajukan ke pengadilan negeri atau berdasarkan hukum islam yang dapat di ajukan ke pengadilan agama ~Selamat Menyontek~ By. bastiansya
- Yuk simak Soal Ujian Semester 2 Agama Islam atau PAI Kelas 12 untuk Ujian Tengah Semester UTS atau Penilaian Akhir Semester PTS hingga Ujian Akhir Semester UAS Tahun 2023. Pembahasan soal dilengkapi dengan kunci jawaban untuk membantu siswa dalam menghadapi ujian sekolah. Mulai dari UTS / PTS hingga UAS, yang akan menjadi panduan dan referensi siswa dalam mengerjakan soal ujian. Soal terdiri dari soal pilihan ganda dan essay yang kemungkinan juga keluar dalam ujian sekolah. Namun fokus utama dari Soal US ini adalah sebagai panduan dalam menghadapi ujian sekolah dengan meningkatkan pemahaman siswa terhadpa materi pelajaran yang diterima sebelumnya. Berikut pembahasan soal dan kunci jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 12 Semester 2 dalam mempersiapkan diri mengerjakan soal ujian sekolah. Baca juga Soal Agama Islam Kelas 3 Ulangan UTS/UAS Semester 2 2023 Lengkap Kunci Jawaban Pilihan Ganda-Essay Jawablah setiap soal dengan jawaban yang benar memiliki a, b, c, dan e. Soal pilihan ganda 1. Dekat tidaknya ahli waris, menentukan hak waris yang diperoleh. Berikut ini ahli waris yang tidak pernah hilang hak warisnya adalah . . . .a. saudara laki-laki dan perempuanb. anak laki-laki dan perempuanc. cucu laki-laki dan perempuand. paman dan bibie. ayah dan ibu 2. Setiap ahli waris memiliki bagian yang berbeda tergantung dekat tidaknya dengan yang meninggal. Dan ahli waris yang mendapat bagian 2/3 adalah. . . .a. anak perempuan lebih dari satub. suami apabila tidak ada anakc. cucu laki laki lebih dari satud. saudara perempuan tunggale. anak perempuan tunggal 3. Kedekatan nasab, sangat memberi arti tentang bagian yang diterima. Salah satu ahli berikut ini yang termasuk ashabah binnafsi adalah . . . .a. istrib. suamic. anak perempuand. saudara laki-laki seibue. saudara laki-laki sekandung 4. Perhatikanlan di bawah ini! Terjemahan yang tepat untuk kalimat yang di beri garis bawah adalah . . . .a. baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkanb. dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabat-kerabatnyac. dari harta peninggalan keluarga dan kerabatnyad. dan bagi seorang wanita ada hak bagian pulae. bagi orang laki-laki ada hak bagian 5. Apabila kelompok ahli waris laki-laki semuanya masih ada, yang berhak mendapat bagian harta warisan adalah . . . .a. suami, anak laki-laki, anak perempuan dan cucub. anak laki-laki, anak perempuan, istri dan bapakc. suami, anak laki-laki,dan anak perempuand. anak laki-laki, cucu laki-laki, dan bapake. suami, bapak, dan anak laki-laki
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA Pendidikan Agama Islam Acak ★ PAS PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas 12 IPSDekat tidaknya ahli waris, menentukan hak waris yang diperoleh. Berikut ini ahli waris yang tidak pernah hilang hak warisnya adalah…A. saudara laki-laki dan perempuanB. anak laki-laki dan perempuanC. cucu laki-laki dan perempuanD. paman dan bibiE. ayah dan ibu Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PAI SMA Kelas 10Pernyataan berikut ini adalah larangan bagi orang yang akan melaksankan ihram haji, kecuali …A. Memakai pakaian yang berjahit bagi laki – lakiB. Memakai tutup kepala bagi laki lakiC. Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi perempuanD. Nikah, menikahkan, atau menjadi wali dalam pernikahanE. Diperbolehkan memakai wangi – wangian bagi laki – laki dan perempuan Materi Latihan Soal LainnyaSeni Budaya Tema 7 Subtema 1 SD Kelas 4Interpretasi Citra - Geografi SMA Kelas 12Fiqih MTs Kelas 7PAS Tema 8 SD Kelas 6Bahasa Indonesia SD Kelas 1Ulangan PPKn SMP Kelas 7PAI Bab 2 SMA Kelas 11Bahasa Mandarin SMP Kelas 8Wali Songo - Sejarah Kebudayaan Islam SKI SD Kelas 6Sel Organisme Makhluk Hidup - IPA SMP Kelas 7Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Pembagian Harta Waris dalam Islam merupakan harta yang diberikan dari orang yang telah meninggal kepada orang-orang terdekatnya seperti keluarga dan kerabat-kerabatnya. Pembagian harta waris dalam Islam diatur dalam Al-Qur an, yaitu pada An Nisa yang menyebutkan bahwa Pembagian harta waris dalam islam telah ditetukan ada 6 tipe persentase pembagian harta waris, ada pihak yang mendapatkan setengah 1/2, seperempat 1/4, seperdelapan 1/8, dua per tiga 2/3, sepertiga 1/3, dan seperenam 1/6. Selain itu, merujuk pada beberapa ketentuan dalam Ilmu Fiqih yang lebih spesifik terkait dengan pembagian waris antara lain adalah Asal Masalah Asal Masalah adalah أقل عدد يصح منه فرضها أو فروضها Artinya “Bilangan terkecil yang darinya bisa didapatkan bagian secara benar.” Musthafa Al-Khin, al-Fiqhul Manhaji, Damaskus, Darul Qalam, 2013, jilid II, halaman 339. Adapun yang dikatakan “didapatkannya bagian secara benar” atau dalam ilmu faraidl disebut Tashhîhul Masalah adalah أقل عدد يتأتى منه نصيب كل واحد من الورثة صحيحا من غير كسر Artinya “Bilangan terkecil yang darinya bisa didapatkan bagian masing-masing ahli waris secara benar tanpa adanya pecahan.” Musthafa Al-Khin, 2013339 Ketentuan Asal Masalah bisa disamakan dengan masing-masing bagian pasti ahli waris yang ada. Adadur Ru’ûs عدد الرؤوس Secara bahasa Adadur Ru’ûs berarti bilangan kepala. Asal Masalah sebagaimana dijelaskan di atas ditetapkan dan digunakan apabila ahli warisnya terdiri dari ahli waris yang memiliki bagian pasti atau dzawil furûdl. Sedangkan apabila para ahli waris terdiri dari kaum laki-laki yang kesemuanya menjadi ashabah maka Asal Masalah-nya dibentuk melalui jumlah kepala/orang yang menerima warisan. Siham سهام Siham adalah nilai yang dihasilkan dari perkalian antara Asal Masalah dan bagian pasti seorang ahli waris dzawil furûdl. Majmu’ Siham مجموع السهام Majmu’ Siham adalah jumlah keseluruhan siham dalam menghitung pembagian warisan Penentuan ahli waris yang ada dan berhak menerima warisan Penentuan bagian masing-masing ahli waris, contoh istri 1/4, Ibu 1/6, anak laki-laki sisa ashabah dan seterusnya. Penentuan Asal Masalah, contoh dari penyebut 4 dan 6 Asal Masalahnya 24 Penentuan Siham masing-masing ahli waris, contoh istri 24 x 1/4 = 6 dan seterusnya Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam hukum kewarisan dijelaskan sebagai hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan tirkah pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Pewaris adalah orang yang pada saat meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli awaris dan harta waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum unutk menjadi ahli waris. Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi hak miliknya maupun warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat. Namun demikian, selain memperoleh hak waris, ahli waris juga memiliki kewajiban menurut ketentuan pasal 175 KHI yakni untuk mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai. Menyelesaikan baik hutang-hutang berupa pengobatan, perawatan termasuk kewajiban pewaris maupun menagih wasiat pewaris. Membagi harta warisan diantara ahli waris yang berhak. Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan pasal 188 KHI dengan ketentuan sebagaiman berikut ini • Bila pewaris tidak meninggalkan ahli waris sama sekali, atau ahli warisnya tidak diketahui ada atau tidaknya, maka harta tersebut atas putusan Pengadilan Agama diserahkan penguasaannya kepada Baitul Maal untuk kepentingan agama Islam dan kesejahteraan umum Pasal 191 KHI. • Bagi pewaris yang beristeri dari seorang, maka masing-masing isteri berhak mendapat bagian dagi gono-gini dari rumah tangga dengan suaminya sedangkan keseluruhan bagian pewaris adalah menjadi hak milik para ahli warisnya Pasal 190 KHI. • Duda mendapat separuh bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak, maka duda mendapat seperempat bagian Pasal 179 KHI. • Janda mendapat seperempat bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan apabila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat seperempat bagian Pasal 180 KHI.Page 2Pembagian Harta Waris dalam Islam merupakan harta yang diberikan dari orang yang telah meninggal kepada orang-orang terdekatnya seperti keluarga dan kerabat-kerabatnya. Pembagian harta waris dalam Islam diatur dalam Al-Qur an, yaitu pada An Nisa yang menyebutkan bahwa Pembagian harta waris dalam islam telah ditetukan ada 6 tipe persentase pembagian harta waris, ada pihak yang mendapatkan setengah 1/2, seperempat 1/4, seperdelapan 1/8, dua per tiga 2/3, sepertiga 1/3, dan seperenam 1/6. Selain itu, merujuk pada beberapa ketentuan dalam Ilmu Fiqih yang lebih spesifik terkait dengan pembagian waris antara lain adalah Asal Masalah Asal Masalah adalah أقل عدد يصح منه فرضها أو فروضها Artinya “Bilangan terkecil yang darinya bisa didapatkan bagian secara benar.” Musthafa Al-Khin, al-Fiqhul Manhaji, Damaskus, Darul Qalam, 2013, jilid II, halaman 339. Adapun yang dikatakan “didapatkannya bagian secara benar” atau dalam ilmu faraidl disebut Tashhîhul Masalah adalah أقل عدد يتأتى منه نصيب كل واحد من الورثة صحيحا من غير كسر Artinya “Bilangan terkecil yang darinya bisa didapatkan bagian masing-masing ahli waris secara benar tanpa adanya pecahan.” Musthafa Al-Khin, 2013339 Ketentuan Asal Masalah bisa disamakan dengan masing-masing bagian pasti ahli waris yang ada. Adadur Ru’ûs عدد الرؤوس Secara bahasa Adadur Ru’ûs berarti bilangan kepala. Asal Masalah sebagaimana dijelaskan di atas ditetapkan dan digunakan apabila ahli warisnya terdiri dari ahli waris yang memiliki bagian pasti atau dzawil furûdl. Sedangkan apabila para ahli waris terdiri dari kaum laki-laki yang kesemuanya menjadi ashabah maka Asal Masalah-nya dibentuk melalui jumlah kepala/orang yang menerima warisan. Siham سهام Siham adalah nilai yang dihasilkan dari perkalian antara Asal Masalah dan bagian pasti seorang ahli waris dzawil furûdl. Majmu’ Siham مجموع السهام Majmu’ Siham adalah jumlah keseluruhan siham dalam menghitung pembagian warisan Penentuan ahli waris yang ada dan berhak menerima warisan Penentuan bagian masing-masing ahli waris, contoh istri 1/4, Ibu 1/6, anak laki-laki sisa ashabah dan seterusnya. Penentuan Asal Masalah, contoh dari penyebut 4 dan 6 Asal Masalahnya 24 Penentuan Siham masing-masing ahli waris, contoh istri 24 x 1/4 = 6 dan seterusnya Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam hukum kewarisan dijelaskan sebagai hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan tirkah pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Pewaris adalah orang yang pada saat meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli awaris dan harta waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum unutk menjadi ahli waris. Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi hak miliknya maupun warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat. Namun demikian, selain memperoleh hak waris, ahli waris juga memiliki kewajiban menurut ketentuan pasal 175 KHI yakni untuk mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jenazah selesai. Menyelesaikan baik hutang-hutang berupa pengobatan, perawatan termasuk kewajiban pewaris maupun menagih wasiat pewaris. Membagi harta warisan diantara ahli waris yang berhak. Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian harta warisan pasal 188 KHI dengan ketentuan sebagaiman berikut ini • Bila pewaris tidak meninggalkan ahli waris sama sekali, atau ahli warisnya tidak diketahui ada atau tidaknya, maka harta tersebut atas putusan Pengadilan Agama diserahkan penguasaannya kepada Baitul Maal untuk kepentingan agama Islam dan kesejahteraan umum Pasal 191 KHI. • Bagi pewaris yang beristeri dari seorang, maka masing-masing isteri berhak mendapat bagian dagi gono-gini dari rumah tangga dengan suaminya sedangkan keseluruhan bagian pewaris adalah menjadi hak milik para ahli warisnya Pasal 190 KHI. • Duda mendapat separuh bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak, maka duda mendapat seperempat bagian Pasal 179 KHI. • Janda mendapat seperempat bagian, bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan apabila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat seperempat bagian Pasal 180 KHI.
dekat tidaknya ahli waris menentukan hak waris yang diperoleh